Bisnis makanan dan minuman (F&B) mungkin adalah jenis bisnis yang paling dituntut untuk dapat mengikuti perubahan permintaan konsumen. Ini merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh produsen makanan dan minuman.
Salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk dapat selalu memenuhi kebutuhan konsumen adalah optimasi proses produksi. Artinya, proses produksi harus bisa dilakukan dalam waktu yang lebih cepat, namun kualitas produk yang dihasilkan juga harus maksimal.
Berikut ini adalah beberapa cara efektif untuk mengoptimalkan proses produksi di pabrik manufaktur dan minuman.
1. Peka Terhadap Perubahan Permintaan Pasar
Permintaan pasar terhadap produk makanan cepat berubah. Sebagai contoh, ketika makanan berbumbu salted egg sempat booming di masyarakat, banyak bisnis makanan dan minuman yang mengeluarkan produk baru dengan bumbu tersebut, mulai dari snack kemasan, roti, ayam goreng, hingga aneka olahan daging. Kemudian tren tersebut digantikan oleh tren makanan lainnya hanya dalam waktu singkat.
Produsen makanan dan minuman harus dapat berpacu dengan permintaan pasar yang berubah-ubah untuk tetap bisa menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk selalu up to date mengenai makanan dan minuman yang sedang (dan akan) populer di masyarakat.
2. Optimalkan Perencanaan Produksi dengan Metode Forecasting
Untuk mengetahui apa saja dan berapa banyak produk makanan dan minuman yang harus diproduksi, produsen harus bisa memprediksi permintaan konsumen di masa mendatang. Memprediksi permintaan juga dapat membantu produsen menghindari penyimpanan stok yang berlebihan dan produksi produk yang tidak perlu.
Selain dengan mengikuti perkembangan tren makanan dan minuman, produsen juga dapat memprediksi permintaan dengan meninjau data penjualannya. Masalahnya, ini akan merepotkan jika produsen masih menggunakan spreadsheet dalam membuat laporan penjualan.
Untuk mendapatkan data penjualan yang lengkap dan akurat, produsen sebaiknya memiliki sistem manajemen penjualan dengan alat pelaporan analitik yang canggih. Perangkat lunak ini dapat memberikan visualisasi lengkap tentang berapa banyak produk yang terjual, produk mana yang paling laku terjual, produk mana yang kurang diminati, dan sebagainya. Selain itu, forecasting juga memudahkan produsen dalam menentukan harga (kapan harus menaikkan dan menurunkan harga).
3. Tingkatkan Pengelolaan Stok atau Persediaan
Supaya proses produksi dapat berjalan sesuai perencanaan, produsen perlu memastikan ketersediaan pasokan bahan makanan dan minumannya. Jika produsen terlambat menyadari bahwa persedian bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi ternyata kurang, maka produksi dapat mengalami penundaan.
Untuk menghindari penundaan produksi, produsen harus memastikan bahwa persediaannya selalu berada di tingkat yang cukup. Ini akan lebih mudah dilakukan bila produsen memiliki perangkat lunak manajemen inventaris.
Sistem manajemen inventaris memudahkan produsen F&B untuk memonitor tingkat persediaan bahan-bahan mereka. Produsen dapat menentukan tingkat minimum persediaannya di sistem dan sistem akan memberikan sinyal ketika persediaan mencapai tingkat tersebut.
Sistem manajemen inventaris yang baik menyediakan fitur manajemen pemasok, sehingga produsen dapat langsung melakukan pemesanan ke pemasok ketika persediaan mencapai tingkat minimum yang ditentukan. Dengan perangkat lunak ini, produsen juga dapat dengan mudah mengetahui siklus hidup produk makanan dan minumannya; berapa lama produk akan bertahan dan seperti apa kondisinya.
4. Perbarui & Rawat Peralatan Secara Berkala
Pabrik makanan dan minuman sangat bergantung pada mesin untuk menghasilkan produk-produknya. Mesin produksi yang usang dan mudah rusak dapat menyebabkan pemberhentian. Untuk menghindari delay, produsen harus memastikan keefektifan seluruh peralatannya.
Meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit, berinvestasi pada peralatan baru akan membantu produsen mengoptimalkan produksinya dalam jangka panjang. Untuk menghindari kerusakan, produsen juga perlu memelihara aset-aset pabriknya secara berkala. Implementasi sistem manajemen aset dapat memberikan dampak yang besar terhadap efektivitas mesin dan peralatan pabrik F&B sehingga proses produksi dapat dioptimalkan.
5. Sederhanakan Supply Chain dengan Sistem Otomatis
Rantai pasokan merupakan segmen yang penting dalam bisnis F&B. Proses produksi dan pemenuhan kebutuhan konsumen, semuanya bergantung pada rantai pasokan. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk memiliki visibilitas penuh terhadap rantai pasokannya.
Supply chain management software (SCMS) dapat membantu produsen mengontrol secara penuh rantai pasokannya; mulai dari pembelian, persediaan, pengiriman, hingga pengembalian barang. Perangkat lunak ini memastikan bahwa setiap proses berjalan dalam waktu yang tepat.
Selain itu, SCMS juga membantu produsen F&B mengoptimalkan kualitas produknya dengan menyediakan informasi real-time terkait persediaan bahan mentah dan produk jadi. Pabrik makanan dan minuman diawasi secara khusus oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), jadi produsen perlu memastikan bahwa tidak ada produk makanan atau minumannya yang kedaluwarsa atau tidak layak dikonsumsi.
Kesimpulan
Optimasi proses produksi akan membantu produsen F&B meningkatkan banyak hal dalam bisnisnya, terutama penjualan dan kepuasan pelanggan. Produsen perlu meninjau dan memperbaiki seluruh proses yang berkaitan dengan proses produksi.
Sistem ERP manufaktur dapat membantu produsen F&B mengoptimalkan proses produksi dengan mengotomatiskan proses-proses yang memakan banyak waktu dan biaya serta menyediakan informasi lengkap mengenai berbagai aspek; termasuk perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen persediaan, manajemen aset, manajemen pelanggan, dan manajemen SCM.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai sistem ERP manufaktur, silakan hubungi FoodBiz di sini.
Recent Comments